Majas yang sering digunakan dalam puisi antara lain:
a) Metafora (perbandingan langsung) Contohnya:
- Engkaulah putri duyung tawananku (Rendra)
- Aku ini binatang jalang (Chairil)
- Kaulah kandil kemerlap, pelita jendela dimalam gelap (Amir Hamzah)
b) Simile (persamaan) contohnya:
- Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya (Amir Hamzah)
- Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam menyirak kwlopak (Amir Hamzah)
- Putri duyung dengan suara merdu lembut bagai angin laut (Rendra)
- Malam tambah merusak, rimba jadi semati tugu (Chairil)
c) Personifikasi
- Sepi menyanyi malam dalam mendoa tiba (Chairil Anwar)
- Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di puncak-puncak para (Rendra)
- Ajal bertahta sambil berkata,"Tujukan perahu ke pangkuanku saja." (Chairil)
d) Hiperbola (melebih-lebihkan) contohnya:
- Aku mau hidup seribu tahun lagi (Chairil Anwar)
- Dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap (Chairil)
- Rintihnya tersebar selebar tujuh desa (Rendra)
- Berjuta-juta harapan ibu dan bapak/ menjadi gebalau suara yang kacau (Rendra)
- Kita tak punya kepentingan dengan seribu slogan (Taufiq Ismail)
e) Sinekdok pars prototo (penyebutan sebagian untuk seluruh). Contohnya:
- Penderitaan mengalir dari parit-parit wajah rakyat (Rendra)
- Jangan lagi kau bercerita, sudah tercacar semua di muka (Chairil Anwar)
- Daging kita satu, arwah kita satu / walau saling jauh / yang tertusuk padamu berdarah padaku (Sutardji)
- Hari ini kita tangkap tangan-tangan kebatilan yang selama ini mengenakan seragam kebesaran (Taufik Ismail)
f) Sinekdok totem pro parte (penyebutan seluruh untuk sebagian). Contohnya:
- Para petani bekerja, berumah di gubuk-gubuk tanpa jendela (Rendra)
- Politisi dan pejabat tinggi adalah calo-calo yang rapi (Rendra)
- Kau massa pekerja Indonesia / kau mati di laut menangkap ikan (Hr. Bandaharo)
g) Ironi (sindiran yang halus), yang agak kasar disebut sinisme, dan yang sangat kasar disebut sarkasme. Contohnya:
- Seorang ketika digiring, tersedu / membuka sendiri tanda kebesaran di pundaknya (Taufiq Ismail)
- Yang kami minta hanyalah sebuah bendungan saja / Tidak tugu atau tempat main bola / Air mancur warna warni (Taufiq Ismail)
h) Tautologi (penggunaan kata-kata senada untuk menyangatkan). Contohnya;
- Pergi ke laut lepas, anakku sayang / pergi ke alam bebas (Asrul Sani)
- Bisa dan luka kubawa berlari / Hingga hilang pedih perih ( Chairil)
i) Simbolik (penggunaan simbol / lambang untuk menggantikan orsng/hal). Contohnya:
- Burung dara jantan / yang dulu kau pelihara / kini telah terbang menemui jodohnya. (Rendra)
- Jalan sudah bertahun kutempuh / Perahu yang bersama kan merapuh. (Chairil)
j) Repetisi (pengulangan kata-kata yang sama dalam suatu baris kalimat). Contohnya:
- Dengan seribu gunung langit tak runtuh, dengan seribu perawan hati tak jatuh, dengan seribu sibuk sepi tak mati. (Sutardji)
- Kau diam, diam kekasihku.../ Kasihku, anakku, mengapa kian?
k) Paralelisme (pengulangan kata/frasa antarbaris-baris puisi). Contohmya:
- Aku manusia, rindu rasa, rindu rupa (Amir Hamzal)
Anafora ( pengulangan kata/frasa pada awal baris).
Epifora (pengulangan diakhir baris)
l) Paradoks (gambaran dua hal/keadaan yang kontras). Contohnya:
- Dunia tambah beku di tengah derap suara menderu. (Toto Sufarto B.)
- Senyummu terlalu kekal untuk mengenal duka. (Toto Sudarto B.)
Bacaan penunjang:
" contoh puisi baru "
" contoh puisi baru "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar